Saat
itu, tepatnya saat saya kelas 2 SMA. Saya menghabiskan waktu liburan UN bersama
teman-teman kelas saya. Liburan UN hanya 4 hari, kami merencanakan pergi untuk
menyegarkan pikiran kami. Awalnya kelas kami berencana untuk pergi ke Anyer,
namun karna kendala perizininan dari orangtua kami masing-masing, rencana ke
Anyer pun dibatalkan. Yaa termasuk saya yang tidak mendapatkan izin…
Lalu
karena terlalu bosan dirumah, ada salah satu teman saya yang mengusulkan untuk
keliling Jakarta. Kedengarannya memang biasa saja. Saya pun sering berkeliling
Jakarta bersama keluarga. Yang membuat jadi tidak biasa itu ya perginya bersama
teman-teman sepermainan. Kami berlima pun memutuskan tujuan pertamanya yaitu Kota
Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah
wilayah kecil di Jakarta,Indonesia.
Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia,Taman Sari dan Roa Malaka). Dijuluki
"Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh
pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia
karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah.
Sesampainya
di Kota Tua, kami langsung mencari tempat makan karna saat itu sudah siang dan
kami sangat lapar. Perjalanan dari rumah kami menuju Kota Tua cukup jauh,
sekitar 1,5 jam dengan menaiki Transjakarta. Setelah makan, kami menuju Museum
Sejarah Jakarta. Bangunan besar bergaya Barok ini lebih dikenal dengan sebutan
Museum Fatahillah. Banyak koleksi pameran tidak boleh disentuh, apalagi diduduki
atau ditiduri. Jadi, sebelum masuk museum, ingatkanlah anak untuk tidak
sembarang menyentuh atau menduduki barang tertentu. Bila Anda merasa anak tidak
bisa diajak kompromi, sebaiknya langsung bawa ke taman belakang. Di sana ia
bisa bebas berlari sambil melihat penjara tua bawah tanah tempat di mana
Pangeran Diponegoro pernah ditahan. Di halaman belakang, Anda bisa duduk santai
di bawah pohon rimbun, menikmati patung dewa Hermes yang merupakan lambang
keberuntungan bagi kaum pedagang, sekaligus Dewa Pengirim Berita. Patung ini
adalah tanda terima kasih atas kesempatan untuk berdagang di Hindia Belanda
masa dulu.
Setelah
puas melihat-lihat isi museum sejarah, kami melanjutkan ke Museum Wayang. Di
museum ini, tidak hanya ada aneka wayang Indonesia, tetapi juga ada wayang dari
Cina, India, Malaysia, Vietnam, Polandia, Suriname bahkan Perancis dan Rusia
yang dipamerkan dalam lemari kaca. Ada sekitar 5000 koleksi wayang, dengan
jenis wayang kulit, wayang golek, wayang kaca, wayang seng dan berbagai lukisan
wayang. Ada juga wayang boneka Si Unyil, tokoh cerita anak yang sangat populer
di televisi tahun 80-90an. Di lantai dasar museum, terdapat taman museum
wayang yang memamerkan prasasti peninggalan Belanda. Pada hari minggu kedua,
ketiga dan keempat, digelar pertunjukkan wayang dari pukul 10.00-14.00. Di
dekat pintu keluar museum, terdapat toko souvenir, Seperti gantungan kunci,
buku pewayangan, pajangan, dan kartu pos.
Kami mulai bosan berada di Kota Tua,
hari pun masih siang. Kami tidak ingin jalan-jalan yang membosankan. Akhirnya
kami pun melanjutkan tujuan kedua, yaitu Planetarium Jakarta. Planetarium
Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan /
peragaan simulasi perbintangan atau benda-benda langit. Pengunjung diajak
mengembara di jagat raya untuk memahami konsepsi tentang alam semesta melalui
acara demi acara. Di tempat ini juga tersedia ruang pameran benda- benda
angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai
bentuk galaksi,
teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik
munculnya teori.
Di
ruang pameran ini, ada juga pajangan baju antariksa yang digunakan mengarungi
angkasa, termasuk mendarat di bulan. Beberapa peralatan lain untuk pengamatan
antariksa turut dipamerkan. Selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia /
citra ganda, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana
prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung,
untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana
matahari, komet dan lain-lain.
Luar biasa!!! Saya seperti
benar-benar berada diluar angkasa pada saat itu. Sangat takjub melihat
keindahan luar angkasa. Bertambah lagi pengetahuan saya tentang perbintangan
dan benda-benda langit lainnya. Walaupun disana kebanyakan anak kecil, kami
sebagai anak 2 SMA pun senang melihat pertunjukan-pertunjukan langit yang telah
ditampilkan di Planetarium.
Tujuan ketiga kami yaitu tampat
kebanggaannya orang-orang Jakarta, yaitu Monas. Monumen Nasional atau
yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi
132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan
rakyat Indonesia untuk
merebut kemerdekaan dari
pemerintahan kolonial Hindia
Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di
bawah perintah presiden Sukarno, dan
dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu
ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emasyang
melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak
tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Di Monas, kami bersantai sambal menikmati
kesejukan angin di sore hari. Kami berbincang membahas semua yang kami lihat
hari itu. Walaupun Anyer dibatalkan, jalan-jalan ke Jakarta pun sangat
menyenangkan. Ditambah dengan teman-teman yang membuat suasana menjadi makin
seru. Hari mulai gelap, kami pun memutuskan untuk pulang kerumah.
Komentar
Posting Komentar